BELAJAR MENCARI BENDA SEJARAH DI SEKITAR KITA

(Cara Asik Belajar Sejarah)

Oleh : Ade Irawan, S.S

Sesuai dengan namanya, mata pelajaran sejarah mempelajari tentang kejadian dan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Mempelajari sejarah sangat penting sebagai pembelajaran agar tak mengulangi kesalahan yang sama. Belajar sejarah dapat membantu untuk menentukan identitas suatu bangsa. Bagaimana suatu keluarga terbentuk atau suatu Negara terbentuk. Sejarah mengenalkan perkembangan kehidupan manusia dari waktu ke waktu hingga terbentuk identitas sampai saat ini.

Mempelajari sejarah sering dianggap sulit oleh para siswa SMP ataupun SMA. Dari berbagai macam alasan kesulitan mempelajari sejarah alasan yang paling sering muncul ialah pada mata pelajaran sejarah memiliki banyak hapalan mengenai berbagai macam peristiwa bersejarah ataupun tokoh-tokoh pelaku sejarah.  Padahal ada berbagai banyak cara atau metode agar belajar sejarah bisa menyenangkan, seperti membaca buku-buku sejarah atau novel sejarah, sering mencatat peristiwa-peristiwa sejarah, datang ke museum, berdiskusi dengan teman, nonton film dokumenter atau film sejarah, mencari benda-benda sejarah atau benda budaya di sekitar lingkungan tempat tinggal yang masih bisa ditemukan dan digunakan oleh masyarakat.

Melakukan eksplorasi dalam rangka mencari benda-benda sejarah atau benda budaya dapat merangsang minat peserta didik untuk menyukai mata pelajaran sejarah, karena kegiatan ini memberikan suata pelajaran yang tidak diberikan di kelas oleh guru mata pelajaran sejarah. Para peserta didik diarahkan untuk mempraktikan bagaimana cara mencari benda-benda sejarah, sehingga ada tantangan tersendiri bagi para peserta didik serta membuka mata mereka bahwa belajar sejarah tidak selalu membosankan.

Kehidupan manusia berlangsung sudah sejak ribuan tahun bahkan jutaan tahun yang lalu. Tidak semua kejadian yang terjadi pada masa lalu dapat diketahui kembali dengan jelas. Bahkan hanya sedikit sekali yang dapat diketahui dengan lengkap. Ada saatnya kehidupan hanya meninggalkan sisa-sisa keberadaannya melalui artefak, fosil,bangunan dan dokumen. Sejak ditemukannya tulisan, dimungkinkan untuk mencatat berbagai hal yang terjadi. Dengan adanya peninggalan tertulis itulah sejarawan dapat merekonstruksi kehidupan masa lampau dengan lebih jelas dan lengkap.

Pada kurikulum merdeka yang telah diterapkan di SMAN 1 Sagaranten, memberikan suatu harapan besar agar mata pelajaran sejarah ini lebih diminati oleh peserta didik, karena pada kurikulum merdeka semua mata pelajaran berbasis projek. Hal ini merupakan kesempatan besar bagi setiap peserta didik bisa mempraktikan seluruh teori dan metodologi sejarah yang sudah dipelajari di kelas.

Lingkungan Kecamatan Sagaranten sangat mendukung dalam proses pembelajaran sejarah yang berbasis projek. Bila dilakukan suatu riset sejarah maka akan banyak ditemukan benda-benda sejarah atau benda budaya di wilayah Kecamatan Sagaranten. Benda-benda sejarah ini merupakan salah satu sumber sejarah artefak yang mengandung informasi kehidupan masyarakat sebelumnya. Melalui kegiatan eksplorasi atau riset kecil, peserta didik akan di arahkan oleh guru sejarah untuk mencari benda-benda di wilayah lingkungan kehidupannya, tentunya dengan dibekali dahulu dengan metodologi sejarah yang biasa dilakukan oleh para sejarawan.

Adapun metodologi sejarah diantaranya :

  1. Heuristik, yaitu tahapan atau kegiatan mecari sumber sejarah baik berupa sumber tertulis, artefak atau lisan yang merupakan rekam jejak peristiwa sejarah.
  2. Kritik sumber/Verifikasi, yaitu  tahapan pengujian atau pemeriksaan terhadap sumber-sumber sejarah yang telah berhasil ditemukan atau dikumpulkan. Dalam tahap kritik sumber dilakukan dengan dua cara yaitu kritik intern dengan tujuan untuk mendapatkan kebenaran atau keautentikan terhadap materi sumber sejarah dan kritik ekstern yang bertujuan untuk mendapatkan keaslian atau keautentikan bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber sejarah.
  3. Interpretasi, yaitu tahapan atau kegiatan dalam menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Penafsiran terhadap suatu fakta sejarah harus bersifat logis terhadap keseluruhan konteks peristiwa sejarah tersebut.
  4. Historiografi, yaitu tahapan atau kegiatan para peneliti dalam menyusun fakta-fakta sejarah dari berbagai sumber yang telah terseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah.

Melalui metode sejarah ini, para peserta didik akan di arahkan oleh guru sejarah untuk melakukan suatu riset dengan skala kecil sebagai bentuk penerapan metode di atas. Dengan kegiatan eksplorasi di lapangan peserta didik ditugaskan mencari sumber sejarah baik tulisan, lisan  maupun artefak. Di  wilayah Sagaranten banyak ditemukan sumber artefak berupa fosil-fosil, bintang laut, fosil kayu dan kapak genggam yang berukukan kecil (flakes) yang oleh masyarkat Sagaranten sering disebut huntu gelap (huntu = gigi, gelap = petir) atau kapak keupeul, tempat ibadah, alat-alat kehidupan yang terbuat dari batu. Benda-benda budaya lainnya pun masih banyak ditemukan, artinya  wilayah Sagaranten bisa dijadikan suatu situs sejarah.

Kegiatan riset ini akan menambah wawasan pesertan didik dalam pembelajaran sejarah. Dengan penerapan metodologi sejarah diharapkan proses pembelajaran sejarah tidak lagi monoton dan membosankan. Ketika peserta didik berhasil menemukan benda sejarah, tahapan berikutnya mereka akan melakukan kritik atau pengujian yang akan dibimbing oleh guru mata pelajaran sejarah.

Tahap berikutnya melakukan interpretasi, peserta didik bisa menggunakan bantuan berbagai sumber, seperti menggunakan media internet untuk  mengetahui keterangan benda sejarah yang berhasil ditemukan. Dengan kerja sama kelompok dan diskusi antar teman, maka akan mempermudah melakukan penafsiran atau penerjemahan informasi yang terkandung dalam benda sejarah tersebut. Selain itu, peserta didik bisa mencari referensi lain dengan berkunjung ke perpustakaan sekolah yang menyediakan sumber sekunder, atau bisa dengan mencari film-film sejarah yang mejelaskan tentang benda-benda sejarah atau benda budaya.

Tahapan yang terakhir adalah tahap penulisan sejarah atau historiografi, peserta didik akan menyuguhkan informasi benda-benda sejarah melalui sebuah rangkaian kalimat yang sederhana, menarik dan mudah dipahami. Tahapan penulisan sejarah akan dibantu oleh ilmu bantu lainnya untuk mempermudah dalam proses penulisannya. Melalui bantuan bimbingan guru bahasa Indonesia  dan guru seni budaya siswa akan dipandu untuk bisa merangkai suatu kata menjadi kalimat dengan nilai estetika yang bagus. Hasilnya akan menjadi suatu kebannggaan bagi para peserta didik dan akan selalu dikenang selama hidupnya. Dengan pembelajaran berbasis projek ini peserta didik akan lebih menyukai mata pelajaran sejarah. Semoga ….

Bagikan :

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Belajar  tentang  Cerpen yuk!!!
Oleh : Diana Harekat, S.Pd. Apa itu cerpen? cerpen merupakan s...
SEJARAH TENTANG HUNTU GELAP/KAPA...
Oleh : Ade Irawan, S.S Keberadaan huntu gelap  atau batu petir...
PERAN SAKA WIRA KARTIKA KORAMIL ...
Oleh : Ade Irawan, S.S. Saka Wira Kartika merupakan Satuan Kar...
MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK...
Oleh : Ade Irawan, S.S Gerakan Pramuka merupakan lembaga pendi...
BELAJAR MENCARI BENDA SEJARAH DI...
(Cara Asik Belajar Sejarah) Oleh : Ade Irawan, S.S Sesuai deng...
Longsor Cikarang
Hingga tengah malam, Passanam Tactical Team (PTT) Sman 1 Sagar...

Hubungi kami di : 0811111949

Kirim email ke kamisman1sagaranten@gmail.com